Padang-Wakil Ketua Pertina Sumbar, Efendi rupanya bukan figur sembarangan. Dia adalah mantan petinju dan pernah menangani petinju Riau era-80 an. Banyak orang tak tahu latar belakang Efendi. Maklum selama ini dia enggan tampil, low profil.
Pensiunan karyawan Telkom Padang itu bangga dengan masa lalunya. Sebab, berkat olahraga tinju dia dapat kerja di Telkom. Seandainya Efendi tak punya prestasi mana mungkin dia bisa diterima sebagai karyawan perusahaan telekomunikasi. Meski pernah mencatat sejarah dicabor tinju, dia tetap bersahaja dan tahu diuntung siapa yang membesarkannya.
“Saya dilahirkan sebagai petinju oleh almarhum Mohamad Arif Pohan pada Sasana Garuda Sakti tahun 80-an. Wajar saya sekarang menghidupkan lagi Sasana yang membesarkan saya ini,” ujar pelatih PON XX Sumbar itu.
Sejak tokoh tinju nasional M. Arif Pohan wafat berdampak pula kepada Sasana Garuda Sakti. Perlahan-lahan meredup. Sekarang, Efendi selaku anak yang pernah dilahirkan pada Sasana itu. Kembali menghidupkan kenangan yang puluhan tahun terkubur. Karena banyak alumninya jadi orang sukses.
Efendi targetkan pada Sasana Garuda Sakti bakal melahirkan petinju yang dapat menyumbangkan medali emas PON XXI di Sumut dan Aceh. Keinginan tersebut bukan isapan jempol, dia merekrut Drs. Edwin dan Indra Jhon Feri untuk menangani atlet tinju junior yang masih berstatus pelajar dan mahasiswa.
“Edwin dan Indra Jhon Feri adalah pelatih yang pernah melahirkan juara nasional pada kelas Profesional. Saya berharap ditangan mereka berdua petinju yang kita bina dapat meraih prestasi,” ujar Efendi.
Sasana Garuda Sakti bangkit sejak tahun 2015 lalu, meski minim peralatan tidak bikin pudar pembinaan yang dilakukan Efendi. Dia merekrut atlet usia muda terbilang unik. Karena mereka yang datang sendiri buat jadi petinju.” Dari pada mereka tawuran dijalanan lebih baik latihan tinju,” jelas bapak tiga anak itu.
Meski Sasana tersebut minim alat latihan, namun Efendi enggan minta, “ angok kalua badan,” Semua dia tanggung sendiri. Entah berapa banyak biaya yang dia keluarkan untuk pembinaan tinju. Wajar Ketua Pertina Sumbar, Togi Paruhun Tobing memuji ketulusan Efendi tersebut.
“Beliau itu asset tinju Sumbar, karena banyak jasanya buat tinju. Saya tahu betul berapa ratus juta rupiah uangnya habis untuk bikin kejuaraan. Namun, Efendi tidak pernah mengeluh sedikitpun. Jadi jangan lah kita sia-sia kan pengorbananya,” kata Togi.
Menurut mantan petinju nasional itu, Efendi ditugaskan sebagai pelatih PON XX Papua bukan tanpa dasar. Karena dia memang mantan petinju bukan petumbuk pejabat.”Jadi saya keluarkan SK buat Efendi punya alasan yang tepat,” ucap Togi yang baru saja memecat Fajril Ale dari jabatan Sekum Pertina Sumbar.
Sedangkan mantan Ketua KONI Sumbar, Syaiful Yahum melihat figur Efendi adalah pribadi yang baik dan tulus. Kalau disebut bagaimana pengorbanan dia pada olahraga tinju belum sebanding dengan mister X.” Saya tahu benar siapa Efendi sejak berada di Sasana Garuda Sakti. Sampai sekarang dia tidak pernah meninggalkan olahraga adu jotos,” ucap pengacara senior itu.
Jika ada yang mempertanyakan Efendi, berarti dia bukan orang tinju. Wajar saja yang menggugatnya, kata Syaiful orang yang tidak punya genetik tinju.”Mana dia tahu latar belakang Efendi yang pernah berdarah-darah di atas ring kena pukul lawan,” sebutnya.
Karena latar belakang Efendi jelas insan tinju bukan petumbuk ya. Tentu tidak ada lagi pertimbangan buat mengeluarkan SK nya sebagai pelatih tinju PON XX Sumbar.” Jadi saya keluarkan SK berdasarkan rekomendasi dari Pertina Sumbar,” jelas mantan Ketua KONI yang dikudeta penguasa daerah ini. (almadi)