Daerah  

Bumdes Talago Ameh Sawahlunto Dapat Modal Rp 505 Juta

IMG_20181230_150432

Sawahlunto, —Komitmen Kepala Desa (di Sumbar; Walinagari) dan Direktur Bumdes sangat menentukan dalam upaya kemajuan sebuah Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) atau Bumnag.

“Jika semua walinagari memiliki sikap optimis, maka diyakini Bumdes akan bisa bergerak dan bertumbuh dengan sangat cepat,” kata Ketua Umum Forum Bumdes Indonesia H. Febby Datuk Bangso, di Padang, kemarin.

Begitu pun direktur Bumdes. Mereka harus mempersiapkan usaha yang sudah dirancang secara matang. Mengelola usaha yang benar-benar dibutuhkan masyarakat dimana Bumdes tersebut bergerak.

Ia memuji sikap dan keputusan yang diambil Kepala Desa Talawi Hilir, Kota Sawahlunto Ferdian Irwan. Sang Kades optimis, penyertaan modal untuk Bumdes Talago Ameh, akan mendorong pertumbuhan ekonomi di desanya.

Ia juga memberikan apresiasi kepada Dirut Bumdes Talago Ameh Hendri Datuk Lobuah Nan Sati yang sudah mempersiapkan langkah-langkah strategis untuk kesejahteraan masyarakat, penghasilan bagi Bumdes serta bagi hasilnya dengan desa.

21-10-20-WhatsApp-Image-2018-05-13-at-13.44.29

Desa tersebut menyertakan modal untuk Bumdes Talago Ameh, sebesar Rp 505 juta. Modal tersebut akan dikelola dan dikembangkan Bumdes setempat untuk usaha ternak itik petelur, penggemukan sapi dan toko grosiran barang harian.

“Ketiga bidang bisnis ini potensial untuk dikembangkan sebagai upaya pemerataan pertumbuhan ekonomi desa” ungkap Ferdian di kantornya.

Kata Direktur BUMDes Talago Ameh Hendri Datuk Lobuah Nan Sati, modal sebesar Rp 505 juta tersebut baru dialokasikan Rp 190 juta. Difokuskan untuk pengembangan usaha bisnis peternakan itik darek sebesar Rp 140 juta, dan peternakan sapi bali Rp 150 juta. Sisanya untuk bidang usaha lain yang potensial untuk dikembangkan.

“Untuk kedua usaha bisnis peternakan ini sudah jalan,” katanya sembari menyebutkan, itik diperkirakan mampu berproduksi menyeluruh satu pekan hingga 1,5 bulan ke depan sebesar 70 persen. Sekarang itik tersebut sudah mulai berproduksi. Sedangkan untuk sapi dipersiapkan untuk menyambut hari Raya Qurban.

Dalam pengelolaan usaha, katanya, dilakukan dengan cara kerjasama saling menguntungkan dari hasil usaha yang diperoleh. Dalam kontek usaha ini Bumdes memberikan banyak keringanan kepada pengelola peternakan itik petelur dan sapi bali untuk qurban. Tahap awal masing-masing difasilitasi dengan berbagai kemudahan seperti pembuatan kandang dan pakan senilai Rp 5 juta.

Dikatakan pria berjiwa enterpreneurship ini, skema bagi hasil pengelolan sangat menarik, yakni, dari 100 persen modal usaha yang diberikan, hasilnya dibagi 50 persen untuk BUMDes dan 50 persen untuk pengelola usaha.

Dari 50 persen yang diterima pengelola usaha tersebut dikeluarkan biaya investasi pembuatan kandang dan pemberian pakan selama dua bulan yang telah falitasi BUMDes.

“Masyarakat sebagai pengelola atau pemelihara itik dan sapi. Sedangkan hasilnya dibagi bersama dan menjadi hak kedua belah pihak antara Bumdes dan masyarakat pengelola usaha yang mengembangkannya dengan pola intergreted farm atau pertanian terpadu dengan mengoptimalkan kebun masyarakat sebagai lokasi beternak sedang itik dan sapi akan menghasilkan pupuk penyubur tanaman,” tutur dia.

Sedang untuk bagi hasil diperlakukan pola kerjasama pengelolaan secara bagi hasil. Prediksi Hendri, satu tahun pertama, Bumdes Talago Ameh akan mampu meraup keuntungan bersih sekitar Rp 30 juta dari usaha sapi dan Rp 50 juta dari usaha peternakan.

Direncanakan, jika BUMDes mampu berkembang dan berhasil mengelola usaha, maka penyertaan moda dari dana desa akan ditingkatkan secara bertahap hingga mencapai angka Rp 5 miliar sampai pada tahun 2024 mendatang.

“Harapan kita, semua kepala desa beserta perangkat di desa memiliki sikap optimis terdahulu, kemudian bergerak bersama pengelola Bumdes. Sasaran akhirnya, Bumdes bisa menggerakkan perekonomian di desa. Sebab Bumdes tidak profit oriented, tetapi lebih mengekedepankan sosial benefid,” kata H Febby Datuk Bangso. (*)

Tinggalkan Balasan