Indeks

Binpres KONI Sumbar Guncang Sistem Lama, Pembinaan Asal Jadi Resmi Ditutup

Wakil Ketua II KONI Sumbar, DR. Sepri mengalungi bunga untuk pegulat Sumbar yang meraih medali emas PON Beladiri

PADANG-Bidang Pembinaan Prestasi (Binpres) KONI Sumbar mulai, menata ulang seluruh sistem pembinaan atlet agar lebih terarah dan tidak lagi berjalan dengan pola lama yang serba spontan.

Wakil Ketua II KONI Sumbar, Dr. Sepri, menegaskan, era pembinaan model asal ado sudah tutup buku. Kini, semua harus terukur, berbasis kebutuhan, dan punya peta jalan yang jelas.

“Kita rapikan dulu cara kita membina atlet. Mulai dari regulasi promosi dan degradasi, membentuk tim koordinasi dengan cabor, sampai menetapkan atlet andalan, prioritas, dan potensial. Itu pondasi awal, supaya pembinaan tidak salaweh tapak tangan,” ujar Sepri, Selasa (25/11/2025).

Tak berhenti di konsep, Binpres juga turun langsung ke lapangan. Sebanyak 20 cabang olahraga kini tengah dinilai kelayakan sarana-prasarananya. Prinsipnya sederhana, jangan menuntut prestasi kalau tempat berlatih saja tak mendukung.

“Kalau ingin atlet berkembang, sarananya dulu dibenahi. Jangan atlet dipaksa juara, tapi venue latihannya diperhatian,” kata Sepri.

Dalam kacamata Binpres, keberlangsungan Porprov adalah nadi pembinaan di Sumbar. Tanpa Porprov, siklus pembinaan akan terputus, dan regenerasi atlet bisa stagnan.

“Porprov itu kawah candradimuka. Kalau dia mati, pembinaan ikut mati. Makanya perlu kebersamaan KONI Sumbar, kabupaten/kota, dan Pemda supaya event ini tetap hidup,” tegasnya.

Sepri juga menyorot hal yang sering luput dari pembahasan, kenyamanan dan kesejahteraan atlet. latihan bagus tidak akan menghasilkan apa-apa jika atlet selalu dihimpit persoalan di luar arena.

“Banyak atlet bekerja. Tapi jadwal kerja sering tak cocok dengan jadwal latihan. Ini persoalan nyata. Kadang kita harus turun langsung ke tempat kerja atlet, bicara ke pimpinannya, minta kemudahan. Karena tanpa itu, latihan akan kacau,” ujarnya.

Ke depan, KONI Sumbar menargetkan pola pembinaan yang lebih modern, terstruktur, dan benar-benar mencerminkan kebutuhan atlet di lapangan. Tidak lagi sekadar wacana.

“Prestasi itu tidak tumbuh dalam sehari. Dia lahir dari pembinaan yang rapi dan konsisten. Dan itu yang sedang kita tata sekarang,” tutup Sepri.(almadi)

Exit mobile version