Pasaman-Batang Alahan Panjang adalah salah satu sungai terbesar Di Kabupaten Pasaman selain Batang Sumpu, Cuma bedanya Batang Sumpur Hulunya Di Lubuk Sikaping mengalir terus ke Panti dan terus Ke Rao serta Mapat Tunggul dan Mapat TunggukL Selatan yang akhirnya bermuara Ke Sungai Kampar di Riau
Sementara itu Batang Alahan Panjang hulunya dari Bonjol yang berasal dari pertemuan Batang Silasung dan Batang Mangani Lima Puluh Kota dan dari muara pertemuan dua sungai yang berlokasi di jorong Biduak nagari Gangg Mudiak ini setelah membelah kecamatan Bonjol, Batang Alahan Panjang bertemu dengan Batang Sianok di Kampung Bukit Talang Nagari Limo Koto dan dari Pertemuan kedua Sungai besar ini terbentuklah sebuah alira sungai besar lagi yang bernama Batang Masang yang airnya terus mengalir kebarat melalui Kinali dan akhirnya bermuara ke laut lepas Samudra Hindia
Oleh Kalaksa BPBD Pasaman Dedi SP saat Di konfirmasi dengan meluapnya Batang Alahan Panjang yang merobohkan satu unit Jembatan Gantung atau dengan sebutan Rajang dan Tiga Unit rumah warga serta merendam rumah warga dan Dua buah rumah sekolah yakni SMA Negeri 1 Bonjol dan Sekolah Dasar Negeri 15 Bonjol
Dedi SP yang didampingi Camat Bonjol Ferta Daforza S.STP, M.Si dan Kabid Kedararutan – Logistik pun menyampaikan bahwa Batang Masang saat saat hujan deras sepanjang lebih dari tiga hari akan langsung meluap, walaupun kadang kala hanya sekedar menimbulkan kecemasan bagi masyarakat di Lima Kanagarian yakni Nagari Ganggo Mudiak, Nagari Ganggo Hilia, Nagari Koto Kaciak, Nagari Koto Kaciak Barat dan Nagari Limo Koto
Namun pada puncaknya bila Batang Silasung meluap, begitu pula dengan Batang Mangani itu tidak lagi sekedar kecemasan tapi sudah masuk pada tingkat waspada dan bahaya bagi masyarakat Ganggo Mudiak dan Ganggo Hilia tapi bila ditambah dengan meluapnya Batang Musus, Anak Air Malandu dan Anak Air Bubus, maka tingkat waspada dan bahaya akan merambah ke Nagari Koto Kacia Koto Kaciak Barat dan Nagari Limo Koto
Luapan Batang Alahan Panjang sebagai imbas dari cuaca Exstrem mulai tanggal 21 November 2025 kemaren yang akhirnya pada hari Rabu malam tanggal 26 November 2025 kemaren, tidak saja merendam lahan pertanian, rumah warga, sekolah dan Pasar Kumpulan juga merobohkan Jembatan Gantung atau Rajang yang menghubungkan jorong – jorong yang terdapat di sisi Barat Batang Alahan Panjang dengan sisi Timur yang menjadi pusat pemerintahan, baik nagari Ganggo Mudiak, Ganggo Hilia maupun pemerintahan kecamatan ungkap Ferta Daforza menambahkan
Ferta Daforza tak lupa menambahkan, untuk Jembatan Gantung atau Rajang yang roboh dan hanyut dibawa arus Batang Alahan Panjang yang terletak Di Nagari Ganggo Mudiak, sudah cukup lama keberadaannya dan sudah beberapa kali dianggarkan untuk perbaikan tapi karena di awali dengan adanya Covid 19 kemaren yang anggarannya sering di Recopusing kemudian di anggarkan lagi pada tahun 2025 ini, namun di batalkan lagi karena anggaran pada Dinas PU TR di Nol kan untuk pisik kegiatan.
Ya…apa hendak di kata ungkap camat Bonjol yang terkenal ramah dan santun ini sebenarnya kami pihak kecamatan dan nagari Ganggo Mudiak serta warga setempat pagi dan siang hari Rabu Tanggal 26 sebelum Rajang ini roboh dan hanyut kami melaksanakan perbaikan dan pembersihan secara gotong royong memanfaatkan sumbangan yang didapat sebesar Rp 5.000.000 pada sisi Tapak Rajang yang berada disisi Barat, namun malang sekejap mata Rajang yang memiliki peran yang cukup penting sebagai salah satu urat nadi perhubungan di Nagari Ganggo Mudiak ini, dalam sekejap mata disapu oleh arus Batang Alahan Panjang yang begitu kuat dan hebat serta duka bagi warga setempat.(Amri )
