SPFC KOMPLEKS DAN KOMPLIT

heryandi djahir

Ibarat penyakit kelihatan sudah komplikasi ke bagian lain efect domino situasi dan kondisi terkini tim SPFC ini. Kita sebagai orang luar tidak bisa memastikan penyebab kenapa keadaan tim ini yang makin parah?

Mendiagnosa penyakit ini harus komprehensif, dari hilir bisa dari tengah bisa dan terutama juga bisa dari hulunya. Semua unsur dalam tim punya kontribusi kesalahan, kekeliruan, memberikan kebijakan yang tidak tepat, memutuskan sesuatu yang kurang pas. Dari kacamata awam saja sudah bisa dideteksi, sokoguru atau tiang tim utama adalah:

Financial, tidak ada kendala berarti dalam hal ini. Ini perusahaan pasti rancangan belanja. Apapun bisa dilakukan oleh tim ini, infrastrukturnya walaupun tidak mewah tapi ada 11 sponsor yang bergabung dengan tim adalah bentuk kepercayaan, ini murni bisnis, tidak ada satupun yang mau rugi, apa yang didapat dari tim?.

Terkait dgn faktor diatas adalah SDM nya. Terutama belanja pemain untuk dijadikan materi yang mumpuni. 50% materi pemain ini adalah materi ‘Serba tanggung’, bintang pun tidak, tapi lumayan dan masih bisa untuk dijadikan tim. Belanja pemain yang ngirit ini masalahnya. Pemilihan tim U-22, nya hanya 25% mungkin yang berbakat, sisanya berat, dan semakin lama akan menjadi beban tim. Dipakai juga tapi tidak memenuhi harapan. Tim ini tidak mau mendatangkan materi kebutuhan yang bagus terutama lokal.

Dari dulu pemain sekelas Hargianto, Zulfadli, Hariono atau Dmf lokal tangguh lain seharusnya ada, ini untuk menutup kehilangan Yu. Hilangnya M.Nur tidak juga disikapi, padahal sudah ada tandem tajamnya yang sudah nyetel, pada sosok Marcel. Mencari pemain asing jauh lebih mudah dari pada mencari lokal berkwalitas. Pada mid turnament TSC, pernah disebut ambil Redoaune Zerzouri ( cidera setelah di MU), itu saat pasca vs PSJS, sebagai holding miedfilder misalnya. Masih saja memakai pemain tua seperti Handi Ramdan, mengherankan.

Tim pelatih ini salah satu faktor yang paling berpengaruh menurut saya, masih mempercayai coach DS? Tapi fakta bicara, lagi lagi sebagai fans malu, kita lihat begitu banyak pemain bergantian tumbang dan cidera. Itu penyebabnya tidak lain adalah program dan asupan nutrisi. Tidak salahnya memakai Ahli Gizi yang mengatur asupan, apa yang dimakan apa yang dilarang. Berapa jam sebelum laga apa yang dikonsumsi itu contohnya. Coach NM, DA saya kira bukan tidak berkwalitas, mereka disediakan bahan racikan yang kurang mumpuni, masakan apa yang enak?

Jada management tim juga berperan dalam menyiapkan materi ini. Tdk 100% percaya dengan materi yang ada, 11 laga mudah-mudahan membuka mata. Harus mensupport maunya kehendak coach dalam rekrutment. Gigih sampai dapat pemain yang diingini. Juga tidak salah juga dilengkapi dengan psikolog olahraga yang berpengalaman dan psiotherapist yang bagus untuk membantu pelatih phisik.

Ini illustrasi, contoh : Kompleksnya situasi bisa ditelaah sebagai berikut, sebelum laga vs PSM, sudah mulai terlihat kondisi tim yang pincang, tidak ideal, krisis mental bertanding dan juga krisis goyahnya phisik. Saat vs PSM saya berani mengatakan tim ini Beruntung, kalah dalam permainan tapi beruntung dalam peluang yang dikonversikan kegol. Dari situ seharusnya warning bahaya dibunyikan karena: Tim sudah puas menumbangkan peringkat 1. Tim sudah berhasil keluar dari lubang jarum mendapat point penuh setelah 4 x loss dan 1 x imbang sebelumnya.

Sebagai management dan  tim pelatih seharusnya tingkat kewaspadaan semakin meningkat, bukan euforia puas, karena away berikut menghadapi tim tangguh lainnya. Terbukti dengan laga terakhir vs MU, determinasi hilang, taktik tidak jelas, menyerang tidak, bertahanpun amburadul.
Contoh : Hampir semua pemain SPFC berat kakinya, terlalu memberi ruang pada pemain MU yang harus diakui tampil menggila. Greg dikiri, Bayu dikanan, Peter di finisher dan 2 miedfieldnya yang in Dane dan Slamet.

Handi Ramdan yang turun, itu awal buruk untuk kebobolan tidak kurang dari 3 gol, termasuk penalty. “Sekali pukul”, sekali ambil terhadap Bayu Gatra, fatal. Transisi, lagi setelah kalah bola pada gol ke 2 Peter Odemwingie, itu 4 lawan 2, cuma 2 player lawan yaitu Slamet.N dan Peter vs 4 pemain bertahan SPFC. Lihat prinsip bertahan yang keliru. 4 pemain bertahan kita berlari sejajar, hanya mengiringi larinya Slamet yang pegang bola, bukannya menempel, sehingga dengan enak passing ke Peter yang memang berkelas bisa bikin gol. Buktikan lihat rekamannya.

Keluarnya Cassio pada babak 2 itu tanda tanya besar bagi kita, memang 2 x kesalahan dari dia, gol 1 yang ‘ditekuk’ Peter dan gol ke 2 yang salah clearance jatuh kekaki Slamet. Menurut saya SPFC cuma kalah 1 gol yaitu gol pertama, 6 gol itu diluar nalar, gol tersebut memang dari Assist rancak Dane Milo ke Peter, sebenarnya perjuangan SPFC sudah habis pada babak 1 menurut saya.

SAVE BY THE BELL……UNTUNG PAUSE LEBARAN, AYO SPFC MARI BERBENAAAAAAHHHH!!!!! Udah itu aja, dari fans karbitan…Wass

(Penulis Adalah Mantan Manejer Semen Padang FC Heryandi Djahir)

Tinggalkan Balasan