Silahturahmi Ketum KONI yang “Mambana”

Almadi

Oleh: Almadi

(Wartawan Muda)

Rapat koordinasi antar cabang olahraga dengan KONI Sumbar baru saja selesai. Hasilnya, masing-masing cabor wajib melakukan Pra Porprov sebagai syarat ikut serta pada multi ivent yang diselenggarakan dua tahun sekali itu. Rakor yang berlangsung berdaram-daram di Hotel berbintang tersebut terasa enjoy. Karena dikasih makan gratis.

Usai rakor dilanjutkan pula rapat pleno menentukan cabor yang pantas ikut Pekan Olahraga Provinsi di Kabupaten Padangpariaman. Tercatat, tiga cabor yang tak lulus sensor yaitu, Silat, Drum Band dan Sepatu Roda. Tiga cabor ini masing-masing punya masalah cukup rumit.

Cabor silat merupakan olahraga tradisi tanah Minang bakal terancam tidak dipertandingkan. Karena persoalan sepele, akhirnya menghancurkan masa depan pendekar-pendekar negeri ini. Diluar dugaan, IPSI Kabupaten Padangpariaman teganya melakukan hal memalukan pada dunia persilatan.

Pengurus IPSI cabang Padangpariaman telah mempermain-mainkan Panitia Besar Porprov dan KONI setempat. Mereka berulang kali diundang rapat dan diminta memasukan spek barang yang akan dibeli untuk pertandingan cabor silat. Setelah ditunggu berminggu-minggu tak jua kunjung datang. Sementara waktu kian mepet. Maka dengan berat hati diputuskan cabor  silat terancam tidak dipertandingkan.

Keputusan itu membuat kaget yang hadir. Karena, cabor silat tiap ivent masional selalu mengharumkan kontingen Tuah Sakato dengan berat hati tidak dipertandingkan. Ketegasan Ketum KONI Padangpariaman, Afrinaldi patut diacungi jempol. Artinya, dia tidak menganak tirikan salah satu cabor. “ Saya seperti tidak dihargai lagi oleh pengurus IPSI. Berulangkali saya undang untuk minta spek barang yang bakal dibeli, tapi mereka selalu mengelak dan tidak mau datang,” ujar Afrinaldi.

Selaku tuan rumah Porprov, Ketum KONI Padangpariaman telah berbusa-busa mulutnya menghimbau agar pengurus IPSI secepatnya mengirimkan data peralatan yang mau dibeli. Sampai hari H tidak juga diberikan. Bagi tuan rumah tidak merasa rugi cabor silat tidak dipertandingkan. Karena cabor ini termasuk kering dalam perolehan medali buat kontingen Padangpariaman. Namun demikian, kelalaian terletak pada pengurus IPSI sendiri.

Sedangkan, cabor Drum Band tidak dipertandingkan karena belum punya pengurus cabangnya di Kabupaten padangpariaman. Kemudian Sepatu Roda tidak adanya venus yang memadai.”Jadi ini sudah keputusan dan nanti kita beritahukan pada masing-masing cabor tersebut,” ujar Ketum KONI Padangpariaman, Afrinaldi.

Begitulah rapat pleno di Kabupaten Padangpariaman, rapat itu bukan rapat karo. Karena, intinya adalah ketegasan buat cabor yang tidak memenuhi syarat. Cerita soal rapat tujuannya untuk menyelesaikan masalah dan silahturahmi.

Judul silahturahmi ini sempat diucapkan Kabid Humas KONI Sumbar, Tomi D Raper juga Ketua SIWO PWI Sumbar pada pertemuan pemred dengan petinggi KONI Sumbar, Syaiful. di sebuah rumah makan. Dalam pertemuan berjalan santai dan penuh keakraban itu sempat pula ketawa ketiwi.

Semua uneg-uneg disampaikan para pemred, begitu juga Ketum KONI Sumbar menjelaskan semua persoalan dunia olahraga. Malahan Syaiful mengucapkan terimakasih kepada media harian yang telah ikut memberitakan cabang-cabang olahraga serta atlet Sumbar disetiap ivent yang diikuti.

” Saya sangat terbantu dengan pemberitaan atlet atau cabor olahraga yang menggelar ivent pertandingan. Dan foto saya tidak perlu dimasukan karena saya tidak calon anggota dewan. Cukup masukan foto atlet atau kepala daerah saja, ini besar manfaatnya karena kebanggaan bagi atlet tersebut,” ujar Syaiful.

Penjelasan Syaiful itu dipahami oleh para yang hadir. Intinya persoalan masa lalu menjelang ikut PON XIX Jabar serta mis komunikasi saja. Usai pertemuan para petinggi media dan KONI Sumbar selfie bersama. Dan hasilnya itu saja. tak ada angkek “talua”. Tak ada terucap kata “mambana”. (***)

Tinggalkan Balasan