PSP Padang Dalam Kondisi Kritis Prestasi, Anggaran Diraup Kinerja Kian Buruk

PSP-Pdg

Apabila sesuatu urusan diserahkan kepada bukan ahlinya, maka tunggu saat kehancurannya” (HR. Bukhari). Sepertinya penggalan hadist Rasulullah SAW ini, menggambarkan pengurus PSP Padang yang dinilai tidak amanah dan bukan ahlinya.  Sehingga meski telah menyedot APBD miliaran rupiah namun organisasi ini masih miskin prestasi, bahkan terjadi kemerosotan.

Tampaknya para pencinta sepakbola di Kota Padang mulai gerah dengan manejemen tim Persatuan Sepakbola Padang atau yang dikenal dengan PSP Padang. Betapa tidak, manejemen sepertinya tidak serius dalam mengurus tim berjuluk Pandeka Minang itu.

Sejak PSP Padang ditangani oleh Mahyeldi Ansharullah yang mengambil tongkat estafet dari Yusman Kasim pada medio 2012 lampau, dengan manejer Agus ‘Abin’ Suardi yang tak pernah diganti-ganti, tak satupun prestasi yang dapat dibanggakan dari tim semenjana itu.

Padahal jika dihitung hitung,diperkirakan sudah puluhan milyar uang rakyat telah dihabiskan PSP Padang dalam rentang waktu empat tahun belakangan. Begitu istimewanya PSP, sehingga Askot PSSI Padang pun tak mendapat dana untuk menjalankan program yang telah ada.

Karena memakai uang rakyat itulah, pencinta sepakbola muak melihat oknum manejemen yang sengaja ‘mencari hidup’ di klub yang pernah menjadi kebanggaan masyarakat Minangkabau era 80 hingga 90an itu.

Jika kita bergeser sedikit kebelakang, puncak prestasi tertinggi PSP Padang adalah gagal lolos ke babak enam besar Divisi I (sekarang Liga III), setelah di kalahkan Persatu Tuban. Pada saat itu PSP dibesut Syafrianto Rusli. Satu lagi yang membuat pengurus PSP Padang bisa sedikit membusungkan dada ialah menjuarai Liga Desa Indonesia (LIDI) yang dilaksanakan di Bangka Belitung.

Namun ada juga keberhasilan klaim sepihak dari manajemen PSP Padang yang telah berhasil mengorbitkan pemain usia muda ke kancah nasional, sehingga bisa mengikuti Seleksi Pemain Timnas dari berbagai jenjang usia. Padahal pemain dimaksud beberapa diantaranya diambil dari beberapa Sekolah Sepak Bola (SSB) yang ada di Kota Padang, tanpa sepengetahuan si pemilik SSB itu sendiri.

Bahkan PSP seperti mengkerdilkan peran dari SSB dalam mencetak pemain berusia muda dengan membentuk SSB PSP, dan Akademi PSP. Dimana semua pemain di dua tingkatan ini diambil juga dari pemain-pemain potensial SSB di Kota Padang.

Tidak kalah hebatnya, PSP juga berhasil mengkerdilkan Asosiasi Kota (Askot) PSSI Padang dengan memutar turnamen dan kompetisi antar SSB se Kota dari berbagai tingkatan usia.

Kondisi terbaru tahun 2017, PSP gagal pada dua turnamen antar kampung (tarkam), yakni di Piala Bupati 50 Kota setelah ditumbangkan Taram FC, dan kalah di Semifinal Peru Utama Cup.

Buruknya prestasi PSP mendapat komentar pedas dari salah seorang pemerhati sepakbola Kota Padang Mai Irwansyah. Dalam akun facebooknya, Ia berkomentar iba melihat Tim PSP, karena gagal terus untuk lolos ke Liga II dalam rentang waktu lima tahun kebelakang. Harusnya dikatakan Mai pengurus PSP malu dengan prestasi PSP yang seperti itu. Ia memandang PSP perlu penyegaran pengurus total.

Pengamat Sepakbola Kota Padang Yulisran Benny Putra pun juga memberikan sumbang saran untuk PSP Padang. Ia berujar dulu PSP bisa sampai ke kasta paling tinggi dan sejajar dengan tim elit perserikatan macam Persija, Persib, dan lainnya.

Maka dari itu perlu Bagi Ketua PSP yang memiliki otoritas keberlangsungan Pandeka Minang memiliki kemauan yang tinggi mencari manajemen yang kenyang pengalaman mengurus bola, dan mencari sponshorship untuk mempersiapkan tim di Liga II jika lolos.

Ketua Komisi IV DPRD Padang yang membidangi olahraga, Surya Jufri Bitel pun juga terlihat bosan melihat prestasi PSP tak pernah naik. Padahal semua kebutuhan anggaran sudah dipenuhi.

“Ketua Umum PSP harus segera evaluasi manajemen tim.Ini sudah dua turnamen PSP selalu gagal. Ini merupakan tamparan keras bagi insan sepakbola Kota Padang,”ujarnya dalam akun facebook pribadinya.

Surya Jufri Bitel pun juga mengakui Fraksi Demokrat DPRD Padang pada waktu paripurna penetapan APBD 2017 telah mengkritisi PSP dan menyarankan agar PSP mengevaluasi manajemen yang sampai saat ini belum memperlihatkan prestasi membanggakan.

“Atas kegagalan beruntun yang melanda tim kesayangan warga Kota Padang, maka siapa yang disalahkan, mari bertanya pada rumput yang bergoyang,”seloroh pria yang akrab disapa Bitel ini.

Wakil Ketua DPRD Padang H Wahyu Iramana Putra pun angkat bicara terkait polemik yang ada di tubuh PSP Padang. “Persoalan maju tidaknya PSP itu cerita lain lagi. Kalau bertanya atau menanyakan ke PSP sudah milyaran dana yang digunakan. Kenapa PSP tidak maju juga? silahkan rakyat tanyakan kepada pengurusnya. Karena itu juga hak dari warga Kota Padang sendiri yang cinta kepada PSP,”katanya.(Tim)

Tinggalkan Balasan