Daerah  

Padang Menuju Kota Manusiawi dan Ramah Pejalan Kaki

IMG_20171113_085902 IMG_20171113_085914

Padang – Pantas saja kiranya Kota Padang disebut kota manusiawi dan ramah pejalan kaki. Betapa tidak, ditengah gencarnya penjualan kendaraan bermotor yang berakibat jalanan semakin macet, Kota Padang masih memikirkan masyarakat yang ingin berjalan kaki.

Tak hanya pejalan kaki normal saja yang dipikirkan, malahan pejalan kaki penyandang disabilitas pun juga menjadi perhatian Pemerintah Kota Padang. Agar mereka mendapatkan hak yang sama tentunya.

Sama sama diketahui, saat ini Pemko Padang dibawah Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) sedang gencar membangun kawasan pedestrian di sepanjang jalan strategis.

Ditahun 2017 ini saja sedang dilaksanaan pembangunan pengerjaan kawasan pedestrian di Jalan M Yamin, Jalan Nipah, Jalan Permindo hingga Air Mancur, Jalan Muaro Batang Arau, Komplek Gor H Agus Salim serta di beberapa titik lainnya yang banyak digunakan pejalan kaki. Total pembangunan kawasan pedestrian sekitar 4,5 km.

Kepala Dinas PUPR Kota Padang Ir Fatriarman Noer M.Eeng memaparkan betapa pentingnya kawasan pedestrian bagi masyarakat Kota Padang.

Sebab dengan adanya kawasan pedestrian, diharapkan membuat masyarakat lebih aktif berjalan kaki. Disamping itu juga dengan berjalan kaki, masyarakat menjadi sehat. Apalagi jika budaya jalan kaki memasyarakat, maka akan mengurangi padatnya lalu lintas.

Di negara maju seperti Malaysia, Singapura, Australia disebutkan Fatriarman, fasilitas pedestrian untuk masyarakat lebih banyak. Bahkan tak sedikit masyarakat yang gemar berjalan kaki untuk melakukan suatu aktifitas .

“Bagaimana lalu lintas tidak padat, saat ini masyarakat sudah malas berjalan kaki. Bayangkan hanya berjarak beberapa ratus meter saja untuk membeli keperluan, harus pula pakai kendaraan. Mungkin saja selama ini masyarakat tidak mendapatkan fasilitas yang layak yang membuat mereka malas berjalan kaki. Nah ini yang kita coba berikan pada masyarakat,”katanya.

Lebih lanjut Fatriarman menjelaskan, dengan adanya program kawasan pedestrian ini membuat Pemko Padang beserta lima daerah lainnya di Tanah Air mendapat apresiasi dari Unesco.

“Padang mendapat kesempatan pertama memaparkan programnya di depan Unesco. Selain itu juga ada Balikpapan, Bali, Semarang, Metro Lampung, dan Bandung yang mendapat kesempatan serupa. Ini suatu penghargaan dari Unesco yang menciptakan Padang Inklusif City,”jelasnya.

Lebih jauh Fatriarman menerangkan, tujuan utama kawasan pedestrian ini sebenarnya dibuat adalah untuk lebih memanusiakan manusia dan menciptakan rasa aman dan nyaman dalam berjalan kaki.

Karena pada umumnya banyak kota yang lebih memikirkan stakeholder kendaraan bermotor dibanding pejalan kaki. Sehingga hak pejalan kaki dirampas, dan tidak ada lagi rasa aman dan nyaman untuk masyarakat yang ingin berjalan kaki.

Ia juga menghimbau pada Lurah se Kota Padang untuk lebih mengawasi fasilitas umum kawasan pedestrian yang berada di daerah masing-masing. Agar kawasan itu tak lagi ditempati oleh PKL, sehingga mengganggu kenyamanan pejalan kaki dalam memakai fasilitas dimaksud.

lurah punya kuasa untuk memelihara ruang publik. Karena untuk melaksanakan tugas itu sudah ada Perda, ada Perwako, dan ada undang undang yang mengaturnya. Jangan sampai ruang publik ini ditempati oleh PKL, demi untuk kemaslahatan masyarakat,”ungkapnya.

Sementara itu Kepala Bidang Sumber Daya Air Fadelan Fitra Masta ST MT mengungkapkan, rencana kedepan Dinas PUPR untuk membangun kawasan pedestrian berada di ruas jalan Bundo Kanduang, tepatnya dari Hotel Axana ke Jalan Hayam Wuruk, hingga Pantai Padang. Selain itu juga membuat kawasan pedestrian di Jalan Pattimura, Jalan Ujung Gurun, serta lanjutan pekerjaan di Kawasan Gor H.Agus Salim Padang. (ridho)

Tinggalkan Balasan