Konektivitas Sekitar Kota Kupang Lancar Dengan Adanya Jembatan Petuk

IMG-20180121-WA0003

Jakarta — Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus merampungkan berbagai proyek infrastruktur di seluruh Indonesia. Salah satunya adalah Jembatan Petuk di Kecamatan Maulafa Kota Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang telah rampung sejak Oktober 2017 lalu.

Jembatan sepanjang 337 meter ini menjadi jembatan terpanjang di NTT dan merupakan bagian dari jalan lingkar luar Kota Kupang yang pembangunannya bertujuan untuk memperlancar akses lalu lintas Kota Kupang ke Pelabuhan Tenau Kupang maupun ke sejumlah kabupaten di daratan Timor Barat yakni Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara, Belu dan Malaka.

Pembangunan Jembatan Petuk menggunakan anggaran tahun jamak sebesar RP 235 miliar tahun 2015 hingga 2017. Jembatan dengan tipe precast prestresed girder memiliki 5 pilar dengan tinggi 25-35 meter. Jembatan nantinya akan dihiasi dengan berbagai bentuk ornamen budaya lokal sehingga akan menjadi ikon baru kebanggaan masyarakat NTT dan Kupang khususnya.

“Pembangunan jembatan disamping memperhatikan fungsinya, menjadi lebih bagus dengan mengakomodir ornamen budaya setempat.” kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono beberapa waktu lalu.

Jembatan bentang panjang lainnya yang tengah diselesaikan oleh Kementerian PUPR melalui Ditjen Bina Marga antara lain adalah Jembatan Holtekamp di Jayapura, Jembatan Teluk Kendari dan Jembatan Musi 4 di Palembang

IMG-20180121-WA0000 IMG-20180121-WA0002

Penggunaan ornamen budaya lokal juga diterapkan dalam pembangunan Jembatan Layang (fly over) Simpang Bandara-Tanjung Api Api, di Kota Palembang sepanjang 460 meter dengan menggunakan motif kain songket pada dinding jembatan layang. Pembangunan sudah dimulai sejak Juli 2016 dan ditargetkan rampung Mei 2018 mendatang.

Kehadiran jembatan layang ini sangat dinantikan karena akan mendukung kelancaran lalu lintas Kota Palembang yang akan menjadi tempat penyelenggaraan Asian Games XVIII tahun 2018 bersama Provinsi DKI Jakarta dan Jawa Barat.

Anggaran yang dibutuhkan mencapai Rp 159,5 miliar yang dibagi ke dalam tiga tahun anggaran. Tahun 2016 sebesar Rp 66,96 miliar untuk pekerjaan galian dan timbunan, pemasangan pondasi bored pile dan pekerjaan pile cap.

Tahun 2017 dialokasikan sebesar Rp 80,004 miliar dengan pekerjaan pier, pier head, erection girder dan diafragma, serta pekerjaan plat lantai. Tahun 2018 anggarannya sebesar Rp 12,5 miliar untuk pekerjaan pengaspalan, pembangunan taman, pekerjaan ornamen dan penyelesaian akhir.

Jembatan layang ini memiliki lebar 17 meter dengan 4 lajur dua arah. Progres konstruksi hingga awal Januari 2018 sudah mencapai 90 persen. Beberapa pekerjaan yang juga sudah diselesaikan yakni pekerjaan lantai jembatan, ornamen pada girder, pengecatan,dan pemasangan penerangan jalan. (*)

Tinggalkan Balasan