Ekobis  

Kinerja PT SP Mencapai Masa Keemasan Pada Tahun 2013

IMG_20180319_074224

TANGGAL 5 Juli 2018 bertepatan dengan 60 tahun pengambilalihan PT Semen Padang dari tangan pemerintah Belanda.
Pada 18 Maret 1958 Semen Padang yang dulu bernama NV Padang Portland Cement Maatschappij (PPCM), secara resmi diserahkan kepada bangsa Indonesia. Penyerahan itu sebagai amanat Undang Undang No.86 Tahun 1958 tentang Nasionalisasi.

Penyerahan PPCM dilakukan oleh Hooffadministrateur PPCM Ir.Van der Land kepada J Sadiman yang bertindak atas nama Direktur Badan Penyelenggara Perusahaan Industri Dasar dan Tambang) Kementerian Perindustrian Dasar dan Tambang. Sejak itu, perusahaan-perusahaan strategis bangsa dikelola oleh putra-putri terbaik bangsa.

Memasuki HUT ke-60 nasionalisasi, PT Semen Padang menghadapi banyak tantangan. Ketangguhan perusahaan yang didirikan pada 18 Maret 1910 atau kini berusia 108 tahun ini kembali diuji untuk melewati berbagai dinamika dalam kancah persemenan dan industri nasional.

Pada 2012 Semen Padang mencatatkan laba bersih sebesar Rp927,69 miliar, pada 2013 meningkat menjadi Rp1,04 triliun. Pada 2014 turun menjadi Rp927,61 miliar. Paa 2015 turun menjadi Rp722,83 miliar. Pada 2016 sedikit naik menjadi Rp723,80 miliar. Sedangkan pada tahun 2017 turun menjadi Rp498,76 miliar.

“Pada 2013 menjadi masa keemasan bagi industri semen nasional. Pada saat itu hanya ada 7 pemain semen di tingkat nasional. Kini menjadi 15 pemain, tak hanya dari pemodal dalam negeri, namun juga perusahaan semen top dunia,”ujar Dirut PT Semen Padang Yosviandri saat diwawancarai wartawan usai Upacara HUT Pemgambil alihan pabrik ke 60.

Para pemain baru itu dijelaskan Yosviandri juga meningkatkan kapasitas produksi. Di sisi lain, demand nasional tidak bertumbuh positif seperti yang diharapkan. Kondisi ini diperparah kenaikan harga pokok produksi.

“Malahan ketika terjadi perang harga di pasaran, sejumlah pemain ada yang memilih menurunkan harga, dan bahkan ada pula yang me-lay off karyawan,”paparnya

Yosviandri mengakui perjalanan PT Semen Padang sebagai perusahaan semen pertama di Asia Tenggara yang telah berusia lebih dari satu abad tentunya tidak selalu melalui jalan yang mulus. Dinamika yang terjadi dari internal maupun eksternal turut mewarnai.

“Kami berharap di 2018 pencapaian laba bersih bisa meningkat di atas tahun 2017,” kata Yosviandri yang menahkodai Semen Padang sejak 24 Januari 2018.(ridho)

Tinggalkan Balasan