Kinerja Plt Syaiful Dipertanyakan, Anggaran Diraup, Suplemen Atlet Dicekik?

Salah Seorang Pengurus KONI Sumbar Fazril Ale Ketika     Berkunjung ke Bali bersama Anggota DPRD Sumbar Meninjau Atlet Panjat    Tebing  Sumbar bertanding di Kejuaraan nasional

Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) tampaknya asal-asalan dalam mempersiapkan atlet Sumatera Barat yang dipersiapkan untuk menghadapi Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX Jawa Barat medio September mendatang.

Kendati mendapatkan anggaran paling besar dalam sejarah keikutsertaan di arena PON sebesar Rp 30 miliar, namun pengurus KONI Sumbar tak mampu memberikan suplemen yang mencukupi untuk duta olahraga Ranah Minang ini.

Mirisnya, satu bulan sebelum PON di tabuh, KONI Sumbar juga belum memberikan suplemen kepada atlet yang tengah di persiapkan tersebut. Bahkan atlet terpaksa membeli sendiri suplemen vitamin untuk menunjang latihan berat yang mereka jalani dengan uang saku mereka sendiri.

“KONI tak ada memberikan suplemen kepada saya. Saya yang membeli sendiri dengan uang bulanan yang diberikan KONI kepada saya. Kalau suplemen tak ada, mungkin latihan saya tidak akan maksimal,” ujar salah seorang atlet PON Sumbar yang tidak mau disebutkan namanya.

Kejadian seperti ini tentu sungguh mengejutkan banyak pihak, karena Syaiful selaku Plt KONI Sumbar serta tim Satgas yang dibentuknya sering melaksanakan peninjauan latihan kepada seluruh cabang olahraga.

Lalu, apakah yang ditinjau Syaiful? apakah hanya sekedar melakukan peninjauan saja, tanpa menyerap aspirasi atlet, serta mempedulikan suplemen vitamin atlet. Pertanyaan itu sempat dilontarkan pemerhati salah seorang pemerhati olahraga, Danil Aziz, ketika dimintai Sumbarpost komentarnya.

Selain itu, lanjut dia, Pengurus KONI Sumbar yang dinahkodai Syaiful sering menggelar rapat koordinasi dengan cabang olahraga di hotel berbintang di Kota Padang. Tak jarang juga beberepa pengurus KONI Sumbar juga melakukan kegiatan monitoring dan evaluasi (monev) di dalam Sumbar maupun luar Sumbar.

Kondisi ini berkebalikan ketika KONI Sumbar dipimpin Prof Syahrial Bakhtiar, dimana pengurus KONI Sumbar hanya menggelar rapat di Gedung Serba Guna (GSG) KONI Sumbar Komplek GOR H.Agus Salim Padang.

“Pengurus KONI Sumbar saat ini seperti menghambur-hamburkan anggaran. Sebagai contoh mereka sering melakukan rapat di hotel berbintang. Pengurus KONI Sumbar juga sering keluar daerah melakukan monitoring evaluasi (monev), akan tetapi suplemen atlet saja tak mampu terbeli. Ini tentu sangat menyedot anggaran KONI Sumbar untuk persiapan PON maupun ketika PON berlangsung,”ujar salah seorang orangtua atlet PON Sumbar, Amri Yusran.

Amri Yusran pun membenarkan bahwa anaknya yang juga atlet polo air Sumbar Gilang Nasution dan Guntur Nasution tak mendapat suplemen dari KONI Sumbar sampai dengan saat sekarang ini. Ia pun tak mengetahui apa penyebabnya kenapa kejadian seperti ini bisa terjadi kepada atlet Sumbar.

Senada dengan Amri Yusran, orangtua Abrian Adri Nyoman Maya juga mengakui KONI Sumbar belum memberikam suplemen kepada anaknya yang bakal turun dicabor renang PON Jabar.

Maya mengungkapkan bahwa untuk kebutuhan suplemen seorang perenang, membutuhkan biaya Rp 1,7 juta sebulan. Sementara KONI Sumbar hanya memberikan uang saku Rp 75 ribu per hari kepada atlet. “Saya kira tidak cukup bagi atlet uang sebanyak itu untuk memberikan prestasi terbaik bagi Ranah Minang,” katanya.

Ketika dikonfirmasikan kepada Media dan promosi (Medprom) KONI Sumbar Hartono, dirinya mengaku belum mengetahui suplemen vitamin sudah dibagikan kepada atlet atau belum. Karena masalah suplemen itu adalah wewenang dari Tim Kesehatan KONI Sumbar.

“Saya kurang mengetahui masalah suplemen vitamin kepada atlet ini. Masalah itu (suplemen vitamin-red) coba tanyakan ke Tim Kesehatan KONI Sumbar, coba tanyakan ke dr.Nazar Kanin. Beliau yang lebih mengetahui masalah ini,” ujar Hartono dikontak Sumbar Post melalui telepon seluler.

Ketika Sumbar Post mencoba konfirmasi kepada Plt Ketua KONI Sumbar Syaiful serta salah seorang pengurus KONI lainnya Fazril Ale melalui telepon seluler, sampai saat ini belum ada jawaban yang diterima.

Masalah gizi dan suplemen atlet yang akan berlaga mengikuti suatu iven, bukan hal bisa dispelekan jika ingin mendulang prestasi. Sigit Nugroho dari Universitas Negeri Yogyakarta dikutip dari website resmi kampus dimaksud mengatakan Nutrisi merupakan salah satu faktor yang sangat berperan dalam peningkatan prestasi bagi olahragawan.

“Makanan merupakan sumber energi yang utama bagi manusia. Sumber energi bagi tubuh manusia sangat diperlukan dalam melakukan aktivitas khususnya olahraga. Cepat lambatnya proses pembentukan energi dalam tubuh sangat berpengaruh terhadap prestasi seorang atlit,” ujarnya.

Penggunaan zat gizi pada metabolisme anaerobik energi didapat terutama dari karbohidrat, sedangkan pada metabolisme aerobik energi didapat terutama dari karbohidrat dan lemak.Kebutuhan zat gizi yang diperlukan harus mengandung lemak, karbohidrat, protein, vitamin mineral dan air. Tahapan pemberian zat gizi disesuaikan dengan pemberian zat gizi pada masa waktu dipusat latihan, dekat masa pertandingan, hari-hari pertandingan dan makanan sesudah pertandingan.

Untuk meningkatkan prestasi olahragawan latihan harus terprogram dengan baik, dengan memperhatikan penggunaan dan tahapan pemberian zat gizi karena energi dan gizi yang tidak cukup maka nutrient energi yang diperlukan dari glikogen otot atau glukosa darah dapat menyebabkan kelelahan dan akibatnya dapat mempengaruhi prestasi seorang atlet. (Ridho/eDy)

 

Tinggalkan Balasan