M Hasmi Ketua P3A Nagari Limo Kaum: Terima Kasih Pak Jokowi

IMG_20180208_113639 IMG_20180208_113605

Batusangkar – Ketua Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) Kubu Pilihan Nagari Limo Kaum M Hasmi berterima kasih kepada Presiden Republik Indonesia yang sudah menjalankan program Padat Karya Tunai di nagari Limo Kaum.

Pasalnya manfaat yang diperoleh petani dalam program unggulan Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sangat besar, dan mendatangkan untung berlipat bagi petani.

“Terimakasih Pak Presiden Jokowi yang sudah memberikan program padat karya tunai pada masyarakat sini. Berkat program ini petani sangat terbantu,” ujar M Hasmi pada wartawan Kamis (8/2) di Kecamatan Lima Kaum Kabupaten Tanah Datar Sumatera Barat.

Dikatakan M Hasmi, manfaat dari program padat karya tunai yang dirasakan oleh masyarakat khususnya petani adalah bisa memperlancar pengairan sawah. Dengan harapan kedepan, panen yang biasanya dilakukan lima kali dalam dua tahun, bisa meningkat signifikan.

Disamping itu juga bisa menambah penghasilan harian petani. Karena upah dari pekerjaan ini langsung diberikan Pemerintah dengan besaran yang diterima yakni Rp 100 ribu untuk tukang, Rp 80 ribu untuk pekerja pria dan wanita.

Selain itu juga mengurangi angka pengangguran bagi pemuda dan pemudi sekitar, guna menghindari perilaku negatif. Jika sebelumnya mereka menghabiskan waktu dirumah tanpa bekerja, dengan program padat karya ini membuat pemuda pemudi sini menjadi giat untuk bekerja.

IMG_20180209_095221 IMG-20180209-WA0077

“Manfaat kami peroleh banyak. Tapi yang membuat kami senang, lahan kami bisa kami garap sendiri, kami juga dibayar oleh Pemerintah.Pengangguran pun menjadi sedikit berkurang. Ini jadi Keuntungan berlipat ganda yang kami terima dari pemerintah,” tuturnya.

Lebih lanjut Hasmi menjelaskan, Petani P3A Kubu Pilihan sedang mengerjakan saluran drainase air sawah baru sepanjang 250 meter, serta pengerjaan normalisasi saluran drainase lama sekitar 300 meter.

Normalisasi saluran drainase yang lama perlu dilakukan, mengingat saluran lama ini dibangun pada zaman Belanda jarang sekali dilakukan perbaikan, sehingga banyak aliran air yang tersumbat.

“Aliran air sawah kami dari Sungai Pincuran Tujuh, yang berasal dari Mata Air Kiambang Batusangkar. Aliran air nya sangat deras, sehingga perlu banyak drainase saluran air baru, untuk mengairi sawah pertanian. Dengan bertambahnya drainase baru, terpenuhinya kecukupan air sawah,” jelas Hasmi.

Hasmi berharap program padat karya tunai ini bisa terus dilakukan oleh Pemerintah. Sehingga produksi tani meningkat, dan pemerintah tidak lagi melakukan impor beras. (Ridho)

Tinggalkan Balasan