Opini  

Jangan Jadikan Atlet Sapi Perah

 

 

almadi

 

Oleh: Almadi

(Wartawan Utama)

 

Euforia usai menggulingkan Syaiful dari KONI Sumbar tak terbendung, selama ini mereka menyimpan dendam langsung meledak. Kalimat menghina di media sosial sampai isu SARA mereka ketik. Tapi orangnya itu ke itu saja.

Usai menggulingkan Syaiful apa lagi? Dipimpin panglima perangnya Kadispora yang didaulat sebagai sekretaris caretaker KONI Sumbar, langsung ambil komando segera gelar Musyawarah provinsi luar biasa. Nasib atlet yang sebentar lagi hendak lebaran gimana?

Sudahkah dipikirkan hak atlet yang masuk empat bulan belum dibayarkan?. Harusnya Bustavidia selaku pimpinan olahraga Sumbar bersikap adil dan bijaksana kalau jujur belum lagi. Jangan samakan atlet PON dengan PPLP di bawah binaannya yang bisa diatur begitu saja.

Ini atlet PON bung, atlet yang membutuhkan banyak biaya demi tercapainya prestasi di tingkat nasional. Sekarang ente sia-sia kan mereka tanpa ada kejelasan kapan diberikan haknya. Apakah perlu atlet tersebut bertindak anarkis biar gubernur tahu sebenarnya terjadi. Sepandai-pandainya membungkus masalah satu saat akan terbongkar juga.

Dikudetanya Syaiful dari jabatannya jangan dianggap persoalan selesai. Syaiful itu malas berpolemik, karena dia sadar berdampak ke atlet. Padahal mantan Ketua Pemuda Pancasila itu dikenal dengan semboyan”loe jual gue beli”. Surat KONI Pusat itu banyak celah bisa digugat, jika itu dilakukan Syaiful masalahnya akan berbulan-bulan selesai dan akibatnya terganggu persiapan atlet.

Sekarang Syaiful legowo dan ikhlas menerima keputusan KONI Pusat, bagaimana nasib atlet yang dijanjikan menerima uang bulananya sebelum lebaran. Sampai saat ini tak ada hak, hek, hoknya. Kadispora selaku pemegang anggaran pura-pura lupa. Kalau ditanya sama rekan-rekan pers naik pula tensinya. Mungkinkah atlet ditelantarkan tanpa kejelasan menyangkut haknya.

Alangkah naifnya ente Kadispora, atlet itu bukan Sapi perah yang tiap hari diambil susunya. Sebelumnya bolehlah Ketua KONI dijadikan Kambing hitam dan difitnah seenak perut. Sekarang, bayarkan saja hak atlet. Entah dari mana sumber dana didapat bukan urusan atlet. Mereka cuma tahu uangnya titik. (***)

Tinggalkan Balasan