Budpar  

Infrastruktur Menjadi Elemen Penting Dalam Pengembangan Destinasi Wisata

IMG-20181012-WA0006

IMG-20181012-WA0007

Nusa Dua – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) turut mendukung pengembangan 10 Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) atau disebut sebagai 10 “Bali Baru” guna mencapai target kunjungan 20 juta wisatawan asing hingga tahun 2019. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menyatakan optimis terhadap tercapainya target tersebut karena Indonesia memiliki alam dan kekayaan budaya yang bisa dikembangkan sebagai daya tarik wisata.

“Dari target 20 juta wisatawan ke Indonesia hingga tahun 2019, masih didominasi oleh kunjungan ke Bali. Pemerintah saat ini mengembangkan sepuluh kawasan wisata sebagai Bali baru. Saya yakin targetnya dapat tercapai, ” ujar Menteri Basuki saat membuka Forum Tri Hita Karana, sebagai bagian dari acara IMF-World Bank Annual Meeting Tahun 2018 di Nusa Dua, Bali, Rabu (10/10/2018).

Dukungan yang diberikan Kementerian PUPR dalam bentuk pembangunan infrastruktur PUPR berupa jalan akses menuju lokasi wisata, jalan di lokasi wisata, air baku, sanitasi, drainase dan persampahan. Kementerian PUPR juga membangun ruang-ruang publik (termasuk rest area, parkir, pedestrian, dan penataan kawasan) untuk mendukung kegiatan produktif sektor pariwisata.

Nusa Dua bisa menjadi contoh sebagai kawasan wisata terpadu yang juga bisa dikembangkan di destinasi lainnya di Indonesia. “Nusa Dua, Bali, adalah proyek pembangunan kawasan pariwisata terpadu pertama oleh komunitas internasional di Indonesia pada tahun 1971. Kita ingin ada kawasan seperti Nusa Dua di KSPN Mandalika, Labuan Bajo, Borobudur dan Danau Toba,” ungkapnya.

Pengembangan kawasan wisata secara terpadu, menurut Menteri Basuki, amat penting karena ada beragam aspek yang saling berkaitan. Danau Toba, misalnya kunjungan wisatawan masih terkendala karena kurangnya akses transportasi, meski minat wisatawan asing ke Danau Toba cukup tinggi.

“Karena itu kami membangun jalan tol Trans Sumatra dari Medan – Kualanamu – Tebing Tinggi yang akan dilanjutkan hingga Parapat, serta dukungan akses bandar udara Silangit dan Sibisa. Kami juga mengundang investor untuk membangun hotel, restoran, dan tempat peristirahatan di sekitar wilayah tersebut.” kata Menteri Basuki.

Menteri Basuki juga menyoroti perlunya pendekatan budaya dalam membangun infrastruktur di kawasan-kawasan wisata, misalnya dengan menggunakan gaya arsitektur daerah setempat. Demikian pula dalam melatih sumber daya manusia lokal agar menjadi tamu yang baik dan ramah bagi para pendatang.

“Sektor pariwisata sangat potensial untuk dikembangkan di Indonesia. Kita memiliki keindahan alam dan ragam budaya yang begitu kaya dan tidak dimiliki banyak negara lain di dunia,” tutupnya.

Hadir mendampingi Menteri Basuki dalam kesempatan tersebut yakni Direktur Jenderal Cipta Karya Danis H Sumadilaga, Kepala Pusat Pengembangan Kawasan Strategis BPIW Kuswardono dan Kepala Biro Komunikasi Publik Endra S Atmawidjaja. (ridho)

Tinggalkan Balasan