Hamdan Sayuti Merasa Dizalimi

 

59529168_1253835404769809_6206714572968034304_n

Pencoretan Hamdan Sayuti oleh PASI Sumbar yang dinilai indisipliner makin meruyak. Dia mengungkapkan dibalik pencoretannya beberapa hari menjelang bertolak  ke Porwil X Bengkulu. Juara marathon nasional itu kesal dengan prilaku oknum pelatih yang sengaja membuangnya demi kepentingan pribadi.

Hamdan Sayuti merasa dizalimi, wajar dia tidak terima pencoretan menjelang ke Bengkulu. Katanya, masalah disiplin mana yang dilanggar.Tolong jelaskan jangan mengambil keputusan sepihak. Dia menyebutkan, sebagai atlet jarak jauh tiap hari menjalani latihan.”Tidak disiplin bagaimana. Saya sudah mengetahui, berbagai cara dilakukan demi memuluskan jalan anaknya ke depan,” katanya di sosmed.

Tidak masuknya Hamdan memperkuat kontingen urang awak secara tak langsung merugikan KONI Sumbar. Sebab, tenaganya masih diharapkan buat berburu sekeping emas yang berlangsung ketat. Namun apa mau dikata, soal pencoretan atlet ada ditangan pengprov PASI bukan wewenang pengurus KONI Sumbar.”Kita hanya menerima surat dari pengprov dan menyetujui siapa atlet yang dibawa. Jadi KONI tidak berhak menentukan atlet,” jelas Ketum KONI Sumbar, Syaiful.

Kans Hamdan meraih emas pada nomor marathon Porwil X Bengkulu sangat terbuka. Karena di atas kertas lawan-lawannya masih di bawah dia. Wajar Hamdan meradang niatnya mempersembahkan prestasi terbaik buat daerahnya dihalangi.Menurutnya, siapa yang bakal juara nomor marathon sudah tampak. Sebab, saingannya di Sumatera sudah jelas, apalagi nomor jarak jauh di atas kertas yakin menang.

Gagalnya pelari yang sudah banyak meraih medali berbagai kejuaran nasional itu tak lain karena persoalan kecil. Hamdan disuruh berangkat lebih awal ke Bengkulu, sementara dia turun dipenghujung jadwal. Kenapa harus cepat berangkat, katanya, lebih baik fokus latihan di Padang.”Yang penting disiplin latihan dan taggungjawab dengan target. Apa ini disebut tidak disiplin,”tanya dia.

Sebagai pelatih kata Hamdan, jangan sepihak saja membuat aturan. Sebab, cabor atletik adalah olahraga individu tentu kebutuhannya berbeda-beda. Sejak Porprov Padang Pariaman, Hamdan Sayuti sudah mengetahui kelicikan tersebut.”Saya mau dicekal agar tidak bisa ikut lomba. Soal aturan kita tahu kok, semua atlet yang mengikuti pertandingan menguasai dulu peraturan, baru fokus ikut perlombaan,”sebutnya.

Sekarang dibikin aturan, atlet tidak boleh ikut kejuaraan tarkam. Namanya atlet marathon tentu latihan dijalan raya sampai 35 Km tiap hari.Kemudian, jadi masalah dinggap tidak disiplin dan melanggar aturan.” Maunya saya ini bagaimana. Seandainya berada dilokasi perlombaan kemudian saya melenceng pergi tempat karaoke dan main cewek bolehlah dianggap salah” katanya. (almadi)

Tinggalkan Balasan