Ekobis  

Dirut Semen Padang Sampaikan Lima Sumber Bahaya di Lingkungan Kerja

IMG-20180928-WA0001

PADANG – Direktur Utama PT Semen Padang, Yosviandri mendapatkan kehormatan memberikan Kuliah Tamu di Fakultas Teknik Universitas Andalas (Unand) Kamis (27/9/2018). Kuliah Tamu dengan tema ‘Safety: Menjadi Trusted Engineer’ itu, dibuka Dekan Fakultas Teknik Unand, Insannul Kamil, dan dihadiri ratusan mahasiswa dari berbagai program study yang ada di Fakultas Teknik Unand tersebut.

Dalam Kuliah Tamu itu, alumni Fakultas Teknik Unand yang mendapatkan gelar Sarjana pada tahun 1993 di bidang Engineering itu memaparkan potensi-potensi sumber bahaya di tempat beraktivitas, ataupun di industri kerja.

Menurutnya, ada lima sumber bahaya yang harus diketahui oleh para pekerja. Pertama, yaitu fisika berupa suhu, kebisingan, radiasi, tekanan dan getaran yang dapat membahayakan jiwa manusia. Kedua, produk kimia yang beracun, reaktif, dan radioaktif, iritan serta korosif. Ketiga, adalah biologi berupa jamur, binatang, tumbuhan, bakteri dan virus.

Kemudian yang keempat, ergonomi yaitu postur, gerakan berulang, desain tempat kerja/alat/mesin. Sedangkan potensi sumber bahaya yang kelima, adalah soal psikologi seperti stress, kekerasan, pelecehan dan intimidasi yang menganggu rutinitas pekerjaan.

“Untuk itu, sebelum memulai pekerjaan atau beraktivitas, mari biasakan untuk mengenali atau mengidentifikasi sumber bahaya di lingkungan tempat beraktivitas. Jika ini telah dilakukan, berarti kita sudah memproteksi diri atau telah menerapkan safety dari sumber bahaya yang mengancam,” katanya.

Terkait penerapan safety, Yosviandri menyebut bahwa itu merupakan hal yang penting dipahami, terutama bagi pekerja industri. Para pekerja, kata dia, selain harus mampu membaca sumber bahaya, juga dituntut untuk menerapkan Keselamatan Kesehatan Keamanan kerja (K3).

“Kemudian, mengantisipasi potensi-potensi insiden dengan rutin melakukan inspeksi ke sumber bahaya yang ada di lingkungan tempat kerja, serta menganalisa potensi-potensi yang dapat menyebabkan terjadinya sebuah insiden,” ujarnya.

Semua insiden, lanjutnya, dapat dicegah dan harus dilaporkan. Jika tidak, maka ibarat fenomena gunung es. Di mana, para pekerja yang terdampak insiden, bisa mengeluarkan biaya perawatan yang tinggi.

“Biaya itu baru puncak gunug es. Sementara bagian besar dari gunung es yang tidak tampak, adalah tambahan biaya akibat insiden atau kecelakaan kerja yang terjadi. Seperti biaya rusaknya peralatan dan fasilitas, serta kehilangan produksi dan kualitas,” ujarnya.

“Tidak hanya itu saja. Bahkan rusaknya hubungan dengan customer, gangguan produksi yang berakibat tidak dapat memenuhi order, serta rusaknya hubungan dengan lingkungan sekitar, juga dapat menambah biaya pengeluaran akibat insiden yang terjadi,” imbuhnya.

Mantan Direktur Utama PT PGAS Solution itu juga memaparkan bahwa insiden atau kecelakaan adalah masalah probabilitas atau kemungkinan. Contohnya, kecelakaan mobil yang disebabkan oleh pengemudi yang menggunakan handphone sambil mengemudikan mobil.

Menurutnya, orang yang mengemudikan mobil sambil menggunakan handphone dapat hampir menabrak, menyerempet kendaraan lain, atau menabrak pohon serta pengguna jalan lainnya, dan bisa juga menyebabkan mobil itu sendiri masuk jurang dan akhirnya, si pengemudi meninggal dunia.

Oleh sebab itu, kepada para peserta Kuliah tamu, Yosviandri pun mengingatkan agar berhati-hati dan kenali semua insiden dan kemungkinan akibat insiden atau kecelakaan yang terjadi dengan cara, rutin melakukan safety kontak dengan teman-teman dan masyarakat lingkungan.

“Jika ini rutin dilakukan, maka hal sekecil apapun yang berkemungkinan bisa berdampak fatal, akan disadari oleh masyarakat. Untuk itu, sering-seringlah melakukan safety kontak dan lihat safety sebagai bagian ekslusif dalam kehidupan sehari-hari, yang tentunya akan dapat menular dalam dunia kerja nantinya,” kata Yosviandri.

Dekan Fakultas teknik Unand, Isannul Kamil, menyebut bahwa isu safety soal K3 yang disampaikan Dirut PT Semen Padang dalam Kuliah Tamu ini sangat menarik, dan tentunya akan menambah wawasan mahasiswa untuk mengetahui secara real bagaimana cara menerapkan safety dan K3 di lingkungan industri.

“Selama ini mereka hanya belajar teori dari penerapan safety dan K3 di kampus. Dan tentunya, Kuliah Tamu yang disampaikan Pak Yosviandri tersebut, menjadi singkron dan tentunya bisa menjadi jembatan antara teori yang ada di kampus dengan realitas yang ada di industri kerja,” ujarnya.(*)

Tinggalkan Balasan