Cemas Kepergian Pendekar Uzur, Fauzi Bahar Fokus Cetak Pendekar

Fauzi Bahar

Padang –  Sang petahana Dr Fauzi Bahar kembali dipercaya memimpin Pengprov Ikatan Pencaksilat Seluruh Indonesia (IPSI)  Sumatera Barat masa bakti 2017-2022 yang akan datang, pada Musprov yang digelar baru baru ini di Padang Pariaman.

Mahyeldi Ansharullah yang digadang-gadang bakal menjadi Ketua IPSI Sumbar, dan diusung oleh beberapa Pengcab IPSI di Ranah Minang tak mampu menandingi kedigdayaan incumbent.

Wajar saja Fauzi Bahar dipercaya kembali menjadi Ketua IPSI Sumbar.  Hal ini dikarenakan dimasa kepemimpinan beliau,  IPSI menorehkan sejarah manis dalam hal peningkatan prestasi.

Seperti misalnya di PON 2012 Riau,  IPSI pecah telor emas setelah sempat puasa emas lima kali penyelenggaraan PON.  Emas pada saat itu diraih oleh Wenny Sasmitha.

Edisi PON 2016 di Jawa Barat malah prestasi pesilat Sumbar semakin meningkat, dengan meraih dua medali emas. Pada pertandingan yang dilaksanakan di Kota Kembang Bandung,  emas Sumbar diraih Anton Yuspermana dan Corry Mitha Kurnia.

Dalam pesannya kepada Sumbar Post,  Ketua IPSI Sumbar Fauzi Bahar berterima kasih kepada Pengcab IPSI se Sumbar telah mempercayakan kembali dirinya sebagai ketua di periode kedua.

Tentunya diperiode kedua ini,  Fauzi Bahar menginginkan IPSI Sumbar lebih berkembang dan berprestasi di masa sebelumnya.

Untuk periode kedua ini,  pihaknya memiliki program jangka panjang akan lebih fokus dalam mencetak pesilat pesilat muda.  Caranya dengan lebih membudayakan silat di sekolah SD,  SMP, dan SMA.

Pembinaan pencak silat diungkapkan pria yang juga Wako Padang dua periode ini sangat berbeda dengan olahraga lainnya.  Karena silat merupakan olahraga asli Minangkabau.

Disamping itu juga mencetak pesilat potensial tidak semudah membalikkan telapak tangan. Sebagai contoh setiap tahun Sumbar mampu menetaskan 25. 000 sampai 27. 000 Sarjana dan Diploma dari 58 Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta, aka  tetapi pendekar belum tentu lahir 5 orang dalam setahun.

Fauzi pribadi juga khawatir dan sangat cemas dengan meninggalnya para pendekar silat yang sudah berumur senja dimakan usia.

“Saya takut Ilmu yang dimiliki dibawa mati oleh para pendekar pendekar yang sudah uzur. Sehingga pendekar lain yang lebih muda tidak bisa menggantikannya. Saya berharap pendekar yang sudah uzur bisa menurunkan ilmu yang dimiliki untuk generasi muda hendaknya, “pungkasnya.  (ridho)

Tinggalkan Balasan