Atlet Binaan KONI Sumbar Digugat

66226388_709742222783599_7749945336587616256_n

Tiga orang atlet binaan KONI Sumbar, cabang sepatu roda digugat saat mengikuti selekda Pra PON. Seleksi digelar di Kabupaten Padangpariaman. Anehnya, kepengurusan Porserosi Sumbar tidak tahu jika atletnya masuk binaan KONI. Mengapa?

Pelaksana harian Porserosi Sumbar Edi Suandi menuding KONI Sumbar seenaknya saja menunjuk atletnya sebagai binaan KONI. Selaku, pimpinan cabor sepatu roda dia tidak diberi tahu atletnya di bawah binaan KONI.

”Faktanya, selama ini setiap ivent yang digelar Porserosi Sumbar nama ketiga atlet itu tak ada. Tiba-tiba saja sakarang mereka tercatat sebagai atlet binaan. Harusnya KONI Sumbar mengusulkan dulu kepada Pengprov Porserosi,”ujar Edi Suandi dikutip, Beritatanda1.com.

Sekarang, Edi Suandi sudah naik status dari Ketua Bidang organisasi, menjadi  Pelaksana harian Ketua Umum Porserosi Sumbar. Dengan jabatan itu, penampilan Edi semakin pede dan oke. Semua perjalanan roda organisasi harus seizinnya. Jika tidak, terima akibatnya. Sebab itu, dia merasa kecolongan dengan terpilihnya tiga atlet masuk binaan KONI Sumbar.

Tudingan pencaplokan tiga atlet sepatu roda itu dijawab oleh Wakil Ketua Umum, KONI Sumbar, Fajril Ale. Dia menjelaskan, ketiga atlet dan pelatih tersebut memang binaan KONI Sumbar sejak tahun 2016.”Kehadiran mereka ke Pariaman bertujuan untuk menjalani seleksi. Sayang sekali jika mereka tidak ikut seleksi. Jika mereka kalah dalam bersaing, kami akan emilinasi tidak mengikutkan Pra PON,” ujarya.

Selain itu, Ale menjelaskan, tiga atlet binaan KONI Sumbar itu sengaja ditempa latihan di Pulau Jawa. Karena, fasilitas dan lawan tanding cukup banyak di sana. Kondisi ini sama dengan cabor atletik dan beberapa cabor lainnya yang berlatih di Jakarta.”Apakah ini salah jika mereka latihan di pulau Jawa. Jadi kita harus berpikir positif janganlah dikembangkan juga sifat suzon itu,”katanya.

Setelah ditelusuri siapa Edi Suandi yang mengaku sebagai Pelaksana harian Pengprov Porserosi Sumbar, rupanya bohong belaka. Sebab, masa berlaku surat tugasnya sudah kadaluarasa sejak 25 April 2019 lalu. Sekarang dengan gaya berkuasa menggugat pula atlet masa depan Sumbar.

Ketua KONI Sumbar, Syaiful juga heran dengan masa berlaku surat tugas Edi Suandi sebagai pelaksana harian pengprov Porserosi yang tidak habis-habisnya,” Ketua dengan anggotanya sama-sama bodoh keduanya, mereka sok tahu organisasi, pelaksana harian itu harus diambil dari unsur  pimpinan bukan dari bidang. Ingat dalam SK tidak ada namanya pelaksana harian. Jadi ini pelaksana harian abal-abal, ”ucapnya. (almadi)

 

Tinggalkan Balasan