Atasi Banjir di Hilir Bengawan Solo, Kementerian PUPR Tingkatkan Kapasitas Sudetan Plangwot-Sedayu Lawas

IMG-20180511-WA0076

Lamongan- Sudetan (Floodway) Plangwot-Sedayu Lawas di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur berfungsi mempercepat aliran sebagian debit banjir Sungai Bengawan Solo ke Laut Jawa sehingga mengurangi banjir di kawasan hilir Sungai Bengawan Solo seperti Lamongan dan Gresik. Sudetan ini dibangun tahun 1996-2004.

Seiring dengan perubahan tata ruang, volume air yang masuk ke Sungai Bengawan Solo lebih besar. Disamping itu, sudetan juga mengalami sedimentasi sehingga tidak lagi optimal.

“Sebelum ada sudetan, banjir di hilir Bengawan Solo sangat parah. Dengan adanya sudetan, maka sebagian aliran Sungai Bengawan Solo apabila telah melebihi ambang tertentu akan masuk ke sudetan. Sudetan ini dibangun sepanjang 12,3 km dengan lebar 100 meter dan kapasitas 640 m3/detik. Kapasitasnya akan ditingkatkan menjadi 1.000 m3/detik,” kata Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono dalam kunjungan kerjanya ke Sudetan Plangwot-Sedayu Lawas setelah sebelumnya meninjau progres perbaikan Jembatan Cincin Lama.

Peningkatan kapasitas dilakukan sejak tahun 2015 hingga 2018 dengan perkuatan tebing sudetan di siai kanan sepanjang total 1.481 meter dan sisi kiri sepanjang 400 meter dengan anggaran sebesar Rp 66,8 miliar.

Kementerian PUPR melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo telah menyiapkan program lanjutan berupa pembangunan 2 buah emergency gate, peninggian tanggul, pembangunan jembatan, perkuatan tanggul dan pembangunan jalan inspeksi sepanjang 10,3 km. Anggaran yang dibutuhkan sebesar Rp 240 miliar.

Agar nantinya debit air 1.000 m3/detik dapat mengalir sesuai rencana, saat ini tengah dihitung untuk pembangunan bendung sederhana untuk meninggikan muka air sungai sehingga air bisa mengalir ke sudetan.

Bila proyek ini selesai akan mengurangi luas dan lama waktu genangan banjir. Tahun 2017 luapan Sungai Bengawan Solo merendam kawasan hilir Bengawan Solo antara lain Kecamatan Turi, Babat dan Laren di Kabupaten Lamongan hingga 7 hari. “Banjir didaerah tersebut tidak bisa dihilangkan karena memang daerah cekungan dan daerah rawa. Selain itu, genangan juga bisa terjadi karena hujan yang jatuh di daerah tersebut,”jelas Menteri Basuki.

Turut hadir mendampingi Menteri Basuki dalam kunjungan tersebut yakni Irjen Rildo Ananda Anwar, Dirjen Bina Marga Arie Setiadi Moerwanto, Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) VIII Surabaya Ketut Darmawahana, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo Charisal Akdian Manu dan Kepala Biro Komunikasi Publik Endra S. Atmawidjaja. (*)

 

Tinggalkan Balasan