Sumbar  

37 Ribu KK Pada 3 Daerah di Sumbar Terpapar Stunting

IMG-20190502-WA0005

Padang – Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sumatera Barat berupaya perangi stunting di tiga daerah di Ranah Minang demgan jumlah korban terpapar sebanyak 37 ribu lebih KK. Ketiga daerah tersebut adalah Kabupaten Pasaman, Kabupaten Pasaman Barat, dan Kabupaten Solok.

Untuk itulah, BKKBN Sumbar bakal memaksimalkan tenaga Pengelola Pro PN (Proyek Prioritas Nasional) untuk lebih mendekatkan diri ke masyarakat bahaya stunting beserta penanggulangannya.

Kepala BKKBN Sumbar Syahrudin dalam kegiatan Peningkatan Kapasitas Bagi Pengelola Pro PN Selasa (30/4) mengatakan, stunting diakibatkan karena pola asuh orangtua yang salah pada 1000 pertama kehidupan bayi.

Bisa saja karena orangtua tak memperhatikan gizi selama masa kandungan maupun setelah melahirkan. Atau orangtua yang tidak memperhatikan bayi dengan seksama pasca melahirkan karena kesibukan mencari nafkah.

“Maka dari itu Pola Asuh dirobah disaat 1000 hari pertama kehidupan.Perhatikan gizi bayi aat sebelum maupun sesudah melahirkan,”ujar Syahrudin dengan yakin.

Syahrudin lebih lanjut mengatakan, apabila bayi terkena stunting, tidak bisa lagi dikembalikan seperti semula. Palingan hanya diberikan stimulan, agar kondisi bayi tidak terlalu buruk.

“Stunting ini sepemahan saya kalau sudah terpapar tidak bisa, hanya stimulan saja lagi. Kalau bisa jangan sampai bertambah. Karena apabila melahirkan lagi, maka berpotensi lagi bertambah,”pintanya.

Ia juga menjelaskan, ada 10 kementerian/lembaga terlibat menangani stunting. BKKBN salah satu instansi mendapatkan tugas dalam Pro PN sesuai dengan tupoksi mensosialisasikan penyakit ini.

“Begitu fokusnya perhatian Pemerintah Pusat, stunting ini digarap 10 kementerian/lembaga. Oleh karena itu, diminta masyarakat untuk memperhatikan betul anak anak di 1000 hari pertama kehidupan,” tutupnya. (Ridho)

Tinggalkan Balasan